Rabu, 31 Oktober 2012
PATRAP
Di dalam Serat Pepali Ki Ageng Selo (karya R.M. Sotardi Soeryohoedoyo), zikir berarti patrap, yaitu orang susila, orang beradab. Peradaban atau kesusilaan seseorang ditentukan oleh pendirian hidupnya dan kesusilaan dalam arti kata yang sedalam-dalamnya dan terikat pada sarat-sarat utama yaitu dapat menguasai diri sendiri yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Menguasai tubuh sepenuhnya, yang berarti mampu untuk menguasai perjalanan nafas dan darah, sehingga orang tidak lekas naik darah dan tidak mudah dipermainkan oleh urat syarafnya (nervous), yang besar faedahnya bagi kesehatan badan.
2. Menguasai perasaan, yaitu dapat menahan rasa marah, jengkel, sedih, takut dan sebagainya, sehingga dalam keadaan bagaimanapun juga selalu tenang dan sabar, oleh karena itu lebih mudah untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang setepat-tepatnya.
3. Menguasai pikiran sehingga pikiran itu dalam waktu-waktu yang terluang tidak bergelandangan semaunya sendiri dengan tidak terarah dan bertujuan, akan tetapi dapat diarahkan untuk memperoleh pengertian dan kesadaran tentang soal-soal hidup yang penting.
Patrap kepada Allah bukan hanya sekedar menyebut nama Allah di dalam lisan atau di dalam pikiran dan hati. Akan tetapi patrap kepada Allah ialah ingat kepada Asma, Zat, Sifat dan Af'al-Nya. Kemudian memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati kita, sehingga tidak akan ada lagi rasa khawatir dan takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam mara bahaya dan cobaan. Kematian baginya merupakan pertemuan dan kembalinya roh kepada raja diraja Yang Maha Kuasa. Mustahil orang dikatakan berpatrap kepada Allah yang sangat dekat, bila ternyata hatinya masih resah dan takut, berbohong, tidak patuh terhadap perintah-Nya dan lain-lain. Konkretnya berpatrap kepada Allah adalah merasakan keberadaan Allah itu sangat dekat, sehingga mustahil kita berlaku tidak senonoh di hadapan-Nya, berbuat curang dan tidak mengindahkan perintah-Nya.
Sikap patrap dalam Islam diidealisasikan dalam sosok Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah, tidak kenal rasa takut, tidak gentar dalam keadaan bagaimanapun juga, beliau selalu sabar, tenang dan selalu diliputi oleh rasa kasih sayang kepada sesama hidup.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
searce
Analog
Translate
Kalender
Powered by Calendar Labs
Followers
Mengenai Saya
- rakhmat aji
- jadilah orang yang bisa menghargai orang laen agar qt bisa dihargai orang laen, menjadi orang yang berguna bagi orang laen dan bahagia dunia akhirat amin...
RAKHMAT AJI SARONO PINUJI. Diberdayakan oleh Blogger.
Foto
ter update
-
A. Teori Gempa Bumi dalam Pandangan Islam Salah satu ilmuwan dan seorang dokter dari umat muslim yaitu Ibnu Sina, ...
-
Apa yang terjadi di setiap belahan dunia manapun hari ini sejenak kemudian menyebar luas ke seluruh dunia. Dunia menjadi sedemikian kecil ...
-
Fase-fase Hubungan Islam dan Sains: Kosmologi, Kosmogoni, dan Kosmografi Untuk mendeskripsikan hubungan antara Islam dan sains dalam Pe...
-
Pada prinsipnya, Islam telah memiliki epistemologi yang komprehensif sebagai kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Hanya saja dari...
-
Ian G. Barbour (2002:47) mencoba memetakan hubungan sains dan agama dengan membuka kemungkinan interaksi di antara keduanya. Melalui...
-
Ada sejumlah pertanyaan menarik tentang kedudukan sains dan Islam. Pertanyaan ini berakar dari fenomena-fenomena berikut: Munculnya k...
-
Hubungan Islam Dengan Sains Dan Teknologi Hubungan antara Islam dengan sains dan teknologi adalah ibarat isi dan kuku, tidak da...
-
Di dalam Serat Pepali Ki Ageng Selo (karya R.M. Sotardi Soeryohoedoyo), zikir berarti patrap, yaitu orang susila, orang beradab. Peradaba...
-
Oleh : Emha Ainun Nadjib Bisakah luka yang teramat dalam ini nantinya akan sembuh, bisakah kekecewan dan keputusasaan yang mengiris-i...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar